Surabaya, newrespublika – Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko menyebut pernyataan Walikota Eri Cahyadi dimana Surabaya kehabisan lahan makam ini sungguh sangat tidak populis.
Sebelumnya, Senin (17/03/2025) Walikota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan bahwa Pemerintahan Kota tidak bisa menyediakan lahan baru untuk makam, karena lahan untuk makam di Surabaya sudah habis.
“ Kami sangat menyesalkan keputusan Walikota, yang dianggap ini bukan kebijakan yang populis, namun demikian perlu alasan yang lebih kuat dan rasional,” ujar Yona Bagus W di Surabaya, Selasa (18/03/2025).
Ia menambahkan, sebenernya ini bukan kapasitas saya secara langsung untuk menanggapi, namun menyediakan lahan makam adalah salah satu kebijakan yang pro rakyat.
Kondisi lahan di TPU keputih seluas 35 hektare, terhitung sejak tanggal 6/3/2025 masih mampu menampung 32.000 jenazah, sedangkan TPU Babat Jerawat seluas 10 hektare, terhitung sejak bulan Oktober 2024 sudah dinyatakan penuh.
Yona menjelaskan, bahwa sebelumnya jelas ada lahan di warugunung yang akan diproyeksikan untuk TPU seluas 80 hektare dan ada juga lahan di Sumberejo seluas 10 hektare, mengapa di “flash” dengan statement gak ada makam.
“Saya tidak paham maksud walikota terkait hal ini, seakan ada hal apa yang disembunyikan sehingga membuat statement ke publik seperti itu,” ujarnya
Ia menambahkan bahwa seorang pemimpin harus bisa memberi jaminan rasa tenang dan nyaman kepada rakyatnya, termasuk jaminan akan ketersediaan lahan makam bagi warganya jika tutup usia.
“Apakah kebutuhan lahan makam tidak terlalu penting jika dibandingkan dengan JLLB, JLLT , yang sampe di bela- belain hutang ?” kata Yona.
Pada akhirnya warga akan tahu karakter yang sebenarnya dari seorang pemimpin ketika pemimpin lebih memprioritaskan proyek proyek strategis bernilai bisnis dan komersil dibandingkan sosial
“Jika terjadi wabah nasional dan angka kematian mendadak tinggi seperti wabah Covid 19, seharusnya ketersediaan lahan makam sudah bisa diantisipasi,” pungkas Yona. (trs)