Ajeng Wira Wati Harap TBC di Surabaya Zero Kasus

Ajeng Wira Wati Harap TBC di Surabaya Zero Kasus

Surabaya, newrespublika – Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya dari Fraksi Gerindra, Ajeng Wira Wati, menyatakan harapan besar agar angka kasus tuberkulosis (TBC) di Kota Surabaya bisa ditekan hingga nol dalam enam bulan ke depan.

Pernyataan itu ia sampaikan usai menghadiri kegiatan penyuluhan serentak “Merdeka TBC” di Gedung Serbaguna Kelurahan Jambangan, Kamis (28/8/2025), yang digelar atas undangan Wali Kota Surabaya.

Ajeng mengungkapkan, jumlah kasus TBC di Surabaya saat ini masih berkisar 16.000 kasus aktif. Karena itu, dibutuhkan sinergi antara Dinas Kesehatan, Puskesmas, hingga Kader Surabaya Hebat (KSH) untuk menekan penyebaran sekaligus memastikan penderita mendapat penanganan optimal.

“Kami menargetkan agar dalam kurun enam bulan ke depan, angka kasus ini bisa ditekan hingga nol. Ini memang bukan pekerjaan mudah, tapi ini PR bersama kita semua,” ujar Ajeng.

Menurutnya, Pemkot Surabaya telah memberikan sejumlah fasilitas pendukung, mulai layanan Universal Health Coverage (UHC), pelatihan untuk KSH, hingga program penyuluhan kesehatan di berbagai wilayah. Namun, tantangan tetap ada, terutama bagi penderita TBC yang merupakan kepala keluarga dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah.

Politisi perempuan dari Fraksi Partai Gerindra DPRD Kota Surabaya ini menilai, Pemkot perlu menyediakan tempat khusus isolasi atau rehabilitasi bagi pasien TBC agar proses pemulihan lebih optimal dan penularan dapat diminimalkan. Selain itu, pasien yang menjadi tulang punggung keluarga juga perlu mendapat bantuan sementara agar bisa fokus menjalani masa pengobatan.

“Jangan sampai ketika pasien pulang ke rumah, mereka menularkan ke keluarga karena tidak tahu batas aman atau cara pencegahan. Di sinilah peran KSH dan tenaga kesehatan memahami SOP yang tepat,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya edukasi publik agar TBC tidak lagi dianggap tabu serta penguatan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di puskesmas. Pelatihan berkelanjutan bagi KSH pun dinilai krusial, sehingga mereka bisa proaktif mendampingi pasien di lapangan.

Program penyuluhan serentak “Merdeka TBC” disebut Ajeng sebagai langkah awal positif. Namun, ia menegaskan eliminasi TBC di Surabaya membutuhkan strategi berkelanjutan dan kolaborasi lintas sektor.

“Dengan edukasi menyeluruh dan penguatan fasilitas kesehatan, kita optimistis Surabaya bisa bebas TBC dalam waktu dekat,” pungkasnya. (trs)