Abdul Ghoni MN: Pentingnya Wajib Belajar 14 Tahun di Surabaya

Abdul Ghoni MN: Pentingnya Wajib Belajar 14 Tahun di Surabaya

Surabaya, newrespublika – Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya dari Fraksi PDIP, Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am menilai pentingnya wajib belajar 14 tahun di Surabaya, guna mencetak SDM handal menuju Indonesia Emas 2045.

“ Pentingnya kebijakan wajib belajar 14 tahun di Surabaya sebagai prioritas utama dalam pembangunan Sumber Daya Manusia atau SDM,” ujar Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am di Surabaya, Sabtu (03/05/2025).

Ia menerangkan, tanpa pendidikan yang layak dan berkelanjutan, Surabaya akan kesulitan mencetak generasi unggul yang mampu bersaing di era industri dan digitalisasi yang terus berkembang.

Abdul Ghoni atau biasa disapa Cak Ghoni menyampaikan, bahwa anak-anak dari keluarga pekerja industri kerap menjadi korban dari keterbatasan akses pendidikan.

“ Masih banyak anak usia sekolah yang harus putus sekolah karena alasan ekonomi maupun kurangnya fasilitas pendidikan yang memadai di lingkungan mereka,” tutur tokoh masyarakat Bulak Kenjeran Surabaya ini.

Cak Ghoni mendorong pemerintah kota untuk menjadikan wajib belajar 14 tahun sebagai kebijakan prioritas. Tanpa pendidikan yang layak dan berkelanjutan, mustahil menciptakan sumber daya manusia unggul di tengah era industri yang terus berkembang.

Cak Ghoni menegaskan, bahwa masalah pendidikan berkaitan erat dengan akar kemiskinan. Ketika anak-anak dari keluarga miskin tidak mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan yang memadai, maka siklus kemiskinan akan terus berlangsung lintas generasi.

“ Masih banyak anak-anak dari keluarga pekerja industri yang terpaksa putus sekolah karena keterbatasan ekonomi dan minimnya akses terhadap pendidikan berkualitas. Hal ini berpotensi memperpanjang siklus kemiskinan antargenerasi,” tegasnya.

Sebagai langkah konkret, Komisi D mendorong pemerintah kota untuk menjalin kolaborasi aktif dengan dunia industri dan institusi pendidikan. Kolaborasi ini mencakup penyediaan pendidikan gratis, pelatihan vokasional yang relevan, program magang, hingga skema penempatan kerja bagi lulusan

“ Kami ingin memastikan setiap anak di Surabaya, terutama dari keluarga pekerja, punya kesempatan yang sama untuk meraih masa depan yang lebih baik. Pendidikan adalah jembatan menuju keadilan sosial,” pungkas Cak Ghoni. (trs)