Surabaya, newrespublika – Wali Kota Eri mengakui penanganan banjir membutuhkan anggaran Rp9,6 triliun untuk 3.764 usulan pekerjaan, mayoritas di perkampungan.
Terkait hal ini, Ketua Pansus Penanganan dan Pengendalian Banjir DPRD Kota Surabaya, Sukadar menerangkan, persoalan banjir memang Surabaya itu sebagai kota yang selalu dapat kiriman air dari daerah-daerah sebelah-sebelahnya, baik kabupaten dan kota yang ada di wilayah sekitar Surabaya.
Maka, terang politisi PDIP Surabaya ini, memang untuk penyelesaian drainase saluran itu kita butuhkan lebih dari Rp9,6 triliun agar posisinya kita benar-benar bisa mengkonekkan antara saluran yang dari hulu sampai hilir.
“ Dalam hal ini dengan kekuatan ABBD kita tidak mungkin dalam satu tahun bisa menyelesaikan persoalan itu, karena pasti ada tahapan-tahapan yang harus diselesaikan,” ujar Sukadar di Surabaya, Selasa (03/06/2025).
Lalu terkait dengan banjir surabaya, jelas Sukadar, banjir di Surabaya itu bukan hanya sebatas dengan anggaran. Tetapi harapan kami ada Tim Pengendali Banjir. Minimal pemerintahan kota dengan aturan yang akan kita persiapkan terkait dengan pengendalian banjir.
“ Kami juga merekomendasikan agar pemerintahan kota membentuk Tim Pengendalian Banjir yang melibatkan seluruh dinas terkait. Termasuk salah satunya harus berkordinasi dengan PDAM dan steakholder lainnya terkait utilitas,” tuturnya.
Apa hubungannya dengan PDAM, terang Sukadar, karna disatu sisi warga inginkan terbebas dari banjir, disisi lain warga kota juga butuh air bersih. Bukan hanya PDAM aja, termasuk posisi pemilik utilitas seringkali ada bentangan-bentangan kabel di tengah-tengah saluran.
“ Bentangan kabel ini menyebabkan posisi terhambatnya saluran air karena banyak kotoran sampah nyangkut karena ada bentangan kabel utilitas,” kata anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya ini.
Ia kembali menerangkan, untuk menciptakan Surabaya bebas banjir kami dari DPRD Kota Surabaya mendorong Pelindo maupun KAI yang merupakan BUMN dimana posisinya ada di Surabaya agar membuat bozem atau penampungan air atau lahan kosong yang bisa kita manfaatkan untuk menampung air sebelum masuk ke saluran utama.
“ Harapan kami ada tampungan-tampungan air kayak macam-macam cembung yang harus dibangun, agar posisi air hujan itu tidak langsung masuk mengalir ke saluran milik pemerintahan kota,” pungkasnya. (trs)