Anggota Pansus Achmad Nurdjayanto Sebut Pansus Fokus Bahas Regulasi Hingga Inovasi Penanganan Banjir di Surabaya

Anggota Pansus Achmad Nurdjayanto Sebut Pansus Fokus Bahas Regulasi Hingga Inovasi Penanganan Banjir di Surabaya

Surabaya, newrespublika – Pansus Raperda Penanggulangan dan Pengendalian Banjir dibentuk saat rapat paripurna dewan di gedung DPRD Kota Surabaya, Rabu (05/02/2025)?

Seperti diketahui pansus ini akan membahas draf raperda penanggulangan banjir ini menjadi menjadi produk hukum yang akan menjadi dasar dalam upaya penanganan banjir secara komprehensif dan berkelanjutan di Kota Surabaya.

Anggota Pansus Raperda Penanggulangan Banjir, Achmad Nurdjayanto mengatakan, bahwa salah satu fokus utama pansus adalah menghadirkan inovasi dalam sistem drainase dan pengelolaan air.

“ Pansus yang akan berjalan ini akan menggodok raperda untuk perda, dan menjadi produk hukum yang mengatur strategi mitigasi banjir secara komprehensif dan berkelanjutan di Kota Pahlawan,” ujar Achmad Nurdjayanto kepada wartawan di gedung DPRD Kota Surabaya, Rabu (05/02/2025).

Ia menjelaskan, saat ini sekitar 80 persen permasalahan banjir di Surabaya telah tertangani. Namun, masih dibutuhkan strategi yang lebih efektif agar genangan bisa benar-benar hilang dalam hitungan jam.

“Kami ingin menghadirkan masukan baru yang inovatif dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Surabaya. Salah satunya dengan memperbaiki sistem saluran air, perawatan drainase, serta pengelolaan debit air hujan agar tidak menyebabkan luapan sungai,” terang Achmad.

Politisi muda partai Golkar ini juga menekankan pentingnya modernisasi dalam perawatan drainase. Saat ini, proses pembersihan dan perawatan saluran air masih mengandalkan tenaga manusia. Oleh karena itu, pansus berencana mengusulkan penggunaan teknologi dalam pengelolaan drainase agar lebih efektif.

Selain itu, peran pihak swasta juga menjadi perhatian dalam pembahasan pansus. Achmad menegaskan bahwa upaya penanggulangan banjir tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah kota saja, melainkan harus melibatkan masyarakat dan sektor swasta.

“Pihak swasta juga harus ikut berkontribusi. Penanganan banjir ini tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak saja. Harus ada sinergi antara pemerintah kota, masyarakat, dan pihak ketiga untuk memperkuat solusi yang sudah ada,” tambahnya.

Lebih lanjut, pansus juga akan berkonsultasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menyinkronkan aliran sungai di Surabaya, mengingat posisinya sebagai daerah hilir.

“Kami ingin memastikan bahwa Surabaya tidak menjadi tandon air bagi daerah lain. Maka dari itu, koordinasi lintas wilayah sangat diperlukan,” imbuhnya.

Terkait anggaran, DPRD Surabaya juga akan membahas efektivitas belanja daerah dalam penanganan banjir. Achmad menekankan bahwa anggaran harus lebih terarah dan diprioritaskan pada program yang benar-benar efektif.

“Kami akan mengkaji mana anggaran yang harus diprioritaskan agar tidak ada pemborosan. Fokusnya adalah solusi yang tepat sasaran dalam mengatasi banjir,” pungkasnya. (trs)