Surabaya, newrespublika – Anggota Pansus RPJMD Kota Surabaya 2025-2030 dari Fraksi PDIP, Baktiono menyebut banyaknya Ruang Terbuka Hijau (RTH) membuat angka harapan hidup warga kota Surabaya semakin meningkat.
“ RTH membuat udara semakin sehat, dan juga bisa menyerap karbon dioksida. Makanya ditanam bunga sensifera itu adalah untuk menyerap karbon dioksida,” ujar Baktiono kepada wartawan di gedung DPRD Kota Surabaya, Senin (30/06/2025).
Ia menerangkan, sejak era reformasi dan wali kota Bambang DH, Bu Risma dan Eri Cahyadi yang rata-rata mereka satu dekade memimpin dan membangun kota Surabaya ini dengan serius dan benar, sesuai dengan aturan yang ada.
Untuk ruang terbuka hijau, kata politisi nyentrik PDIP Surabaya ini, itu minimal harus 20 persen, sementara di Surabaya sudah 30 persen. Artinya apa? yang paling menyolok yaitu usia harapan hidup atau angka harapan hidup warga kota Surabaya yang waktu itu rata-rata 62 tahun sudah almarhum.
Dan di Jepang, waktu itu, dalam tahun yang sama, itu usia harapan hidup atau angka harapan hidup itu 72 tahun. Nah, setelah tahun 2024 waktu itu, usia harapan hidup warga kota Surabaya itu meningkat menjadi 70 tahun.
“ Berarti meningkat sampai 8 tahun rata-rata angka harapan hidup warga Surabaya menjadi 70 tahun,” terangnya.
Baktiono menjelaskan, pemerintah kota Surabaya melalui dinas perhubungan mengecek kenalpot-kenalpot uji emisi. Dan ini di galakkan terus, kita pertahankan sehingga mengeluarkan oksigen yang segar.
Ia menambahkan, kalau zaman dahulu kira-kira 20 tahun atau 25 tahun yang lalu ini indikatornya kalau siang itu sangat jelek kalau malam sedang. Sekarang kalau siang baik malam sangat baik, indikator ini berarti cuaca atau udara di kota Surabaya sangat bagus karena masif menaman tanaman.
“ Jadi kita minta di RPJMD 2026-2030 pemerintah kota perbanyak lagi ruang terbuka hijau, guna menyerap oksigen yang baik dengan begitu angka harapan hidup warga meningkat,” pungkasnya. (trs)
