Bawas Sebut Relokasi RPH Pegirian ke Osowilangon Akan Geliatkan Ekonomi Wilayah Utara Surabaya

Bawas Sebut Relokasi RPH Pegirian ke Osowilangon Akan Geliatkan Ekonomi Wilayah Utara Surabaya

(Caption: Bangunan RPH Osowilangon yang terlihat sangat luas dan bersih, serta lebih modern. Foto: Trisna)

Surabaya, newrespublika – Badan Pengawas Perseroda Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Surabaya menyebut relokasi RPH Pegirian ke Osowilangon akan membuat geliat perekonomian wilayah ujung utara Surabaya akan meningkat.

Hal tersebut diungkapkan Totok dari Bawas RPH menanggapi adanya protes dari para jagal Pegirian yang tidak mau direlokasi ke Osowolangon.

“Seiring perjalanan waktu yang namanya kota itu pasti akan tumbuh dan berkembang. Dan tidak bisa yang namanya kota stagnan berdiri seperti yang dulu, jadi pemahamannya harus utuh,” ujar Totok kepada media di Surabaya, Rabu (23/09/2025).

Apapun konsep pengembangan suatu wilayah baik itu di utara, selatan, timur dan barat, menurut ia itu konsekuensi logis. “Karena kita ini kota tumbuh dan berkembang,” kata Totok.

Menurutnya apapun niatan pemikiran pemerintah kota pasti ada konsep dan ada win-win solution yang sudah tercover cukup baik. “Tetapi kalau sebelumnya sudah ada pemikiran yang keliru, ini nanti jadi keliru semuanya kan begitu,” terang Totok

Bagi Bawas RPH Kota Surabaya hal yang terpenting ada niatan secara jelas dan pasti konsepnya secara masterplan seperti apa. “Lalu nanti kelebihan di wilayah utara pengembangannya seperti apa?,” tanya Totok.

Sehingga hal itu, menurut ia membawa dampak positif secara perekonomian maupun perkembangan sebuah wilayah di kota Surabaya.

“karena kalau kita ini jujur melihat di beberapa wilayah kota Surabaya ini seperti Barat berkembang begitu pesat, Timur berkembang begitu pesat, Selatan berkembang begitu pesat,” ungkap Totok

Wilayah Surabaya Utara, ia melihat perkembangannya masih kurang dan pihaknya berpikiran positif hak dan martabatnya harus diangkat agar ada kesamaan sudut pandang.

Sehingga wilayah (Surabaya Utara) ini utuh dan perekonomiannya bisa berkembang dengan baik, secara konseptual usahanya bisa diterima oleh semua pihak,” jelas Totok.

Jika ini tidak ada penjelasan dari pemerintah kota atau dinas terkait, ia meminta supaya ada pemikiran yang betul-betul tidak ada satupun orang yang dirugikan.

“Kedepannya narik benang lurusnya ini harus bimbing, karena kita ini mitra, sedangkan keberadaan kita di dalamnya adalah sebagai pelaksana,” kata Totok.

Untuk itu, ia mengajak semua mitra jagal untuk berpikiran positif lebih dahulu dan jangan mengurai hal hal berpikiran sepihak.

“Ayo berpikir positif dulu dan tidak mengurai hal – hal yang selama ini hanya menurut pikiran sepihak,” tutur Totok.

Aspirasi para mitra jagal ini, menurut ia akan menjadi catatan pemerintah kota untuk mencari solusi. “Solusinya ya opo sih, sing bener iki piye,” pungkas Totok.(trs)