Ketua Komisi A Yona Sebut Sumbangan Perayaan Agustusan Sudah Tradisi

Ketua Komisi A Yona Sebut Sumbangan Perayaan Agustusan Sudah Tradisi

Surabaya, newrespublika – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melarang RT/RW atau kelurahan menarik sumbangan acara peringatan 17 Agustus dengan menentukan batas minimal nominal ke pemberinya.

Terkait hal ini, Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko, mengatakan, penarikan sumbangan agustusan itu wajar dan sudah menjadi tradisi di masyarakat.

“Fenomena tarikan ke warga untuk giat perayaan HUT RI di setiap pemukiman menurut saya adalah hal lumrah dan sudah menjadi tradisi di masyarakat kita,” ujar Yona Bagus Widyatmoko yang biasa disapa Cak YeBe di Surabaya, Rabu (13/8/2025).

Cak Yebe ini menerangkan, persoalan baru muncul jika iuran dipatok dengan nominal tertentu dan membebani warga. Selama sukarela, kata dia, tak ada yang salah.

“Sejauh itu tidak memberatkan warga dan bersifat sukarela, yang jadi masalah adalah jika iuran itu ditentukan nominalnya dan memberatkan warga,” jelas Cak Yebe.

Dirinya mengingatkan, tradisi iuran seperti ini terjadi di seluruh Indonesia, bukan hanya Surabaya. Warga pun paham uang itu dipakai untuk memeriahkan kampung.

“Fenomena ini kan tidak hanya terjadi di Surabaya, saya rasa dimanapun di belahan bumi Indonesia hal ini terjadi,” katanya.

Cak Yebe menyentil Pemkot Surabaya yang dinilai sekadar melarang tanpa memberi solusi. Menurutnya, kas RT tak mungkin cukup membiayai perayaan.

“Memangnya sumber dana perayaan di kampung-kampung didapat darimana? Kas RT pastinya juga tidak akan mencukupi untuk mensuport kegiatan agustusan, pemkot jangan sekadar melarang tapi kasih solusi,” tuturnya.

Cak Yebe juga mengungkap minimnya kontribusi pelaku usaha lokal untuk mendukung perayaan di tingkat RT/RW. Dia menyebut, sekelas toko modern yang ada di pemukiman warga saja rata-rata memberi donasi tak lebih dari Rp200 ribu.

“Kira-kira berapa kontribusi pelaku usaha setempat memberikan dukungan dana ke RT/RW? Sekelas toko modern aja rata-rata cuma kasih donasi 100-200 ribu,” bebernya.

Cak Yebe menegaskan, jika Pemkot ingin kampung-kampung meriah di 17 Agustus, harus ada dukungan nyata. Dia bahkan mendorong program subsidi khusus mulai tahun depan.

“Ya mungkin dari kejadian ini bisa dijadikan bahan evaluasi bagi pemkot Surabaya. Barangkali di tahun depan Walikota bisa memprogramkan alokasi anggaran khusus untuk perayaan HUT RI 2026 di kampung kampung di Surabaya untuk disubsidikan ke RT/RW se-Surabaya,” pungkasnya. (trs)