OJK Jatim: Kinerja Perbankan Moncer Ditandai Meningkatnya Kredit

OJK Jatim: Kinerja Perbankan Moncer Ditandai Meningkatnya Kredit

Surabaya, newrespublika – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang berkelanjutan sebagai bagian dari transformasi menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam media briefing OJK Jatim, BI Jatim, LPS Jatim, dan Kemenkeu Jatim yang diselenggarakan di Surabaya (07/02/2025) Kepala OJK Provinsi Jawa Timur, Yunita Linda Sari, menyampaikan bahwa sinergi antara OJK, pemerintah daerah, industri jasa keuangan, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan nasional.

Hingga Desember 2024, kinerja sektor perbankan Jawa Timur menunjukkan pertumbuhan yang solid dengan peningkatan kredit sebesar 8,04% (yoy) mencapai Rp614 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,73% (yoy) menjadi Rp790 triliun.

Stabilitas perbankan juga tercermin dari rasio Non-Performing Lonn (NPL) yang menurun menjadi 2,88% dan Capital Adequacy Ratio (CAR} yang kuat sebesar 29,58%. Rasio likuiditas perbankan juga tetap terjaga dengan AL/ DPK sebesar 15,01% (threshold 10%) dan AL/ NCD sebesar 68,58% (threshold 50%), menunjukkan ketahanan sektor perbankan terhadap risiko likuiditas.

” Di sektor pasar modal, jumlah emiten IPO di Jawa Timur terus meningkat menjadi 47 emiten dengan total dana terhimpun mencapai Rp13,25 triliun, tumbuh signifikan dibandingkan tahun 2019,” ujar Yunita Linda Sari di Surabaya akhir pekan lalu (07/02/2025).

Selain itu, terang Yunita, Securities Cromdfunding (SCF) menunjukkan tren positif dengan 33 penerbit dan total dana terhimpun Rp42,27 miliar. Hal ini mencerminkan peningkatan minat investor terhadap skema pendanaan alternatif yang mendukung pengembangan UMKM di Jawa Timur.

Dirinya menjelaskan, Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di Jawa Timur turut memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Hingga akhir 2024, sektor perasuransian menunjukkan kinerja yang solid dengan peningkatan premi asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing sebesar 12,3% dan 10,3% (yoy). Rasio Ri:sk Bosed Cnpitnl (RBC) untuk asuransi jiwa dan asuransi umum tetap berada di atas 120%, menandakan kesehatan keuangan perusahaan asuransi di wilayah ini.
Sektor dana pensiun juga mengalami pertumbuhan positif dengan total aset mencapai Rp4,35 triliun, meningkat 2,24% dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal ini menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang. Di sisi lain,

Yunita menambahkan, perusahaan penjaminan di dawa Timur mencatatkan peningkatan outstanding penjaminan sebesar 3,08% (yoy), mendukung akses pembiayaan bagi pelaku usaha, khususnya UMKM.

Selain itu, perusahaan pembiayaan kata Yunita, OJK Jatim mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 9,94% (yoy} dengan Non-Performing Finnncinq (NPF} gro:s:s terjaga di angka 2,94%. Sektor modal ventura dan lembaga keuangan mikro juga menunjukkan perkembangan positif, mencerminkan tingginya permintaan pembiayaan di sektor produktif.

Pinjaman daring (P2P lending) mengalami pertumbuhan signifikan dengan outstanding tumbuh 30,05% (yoy), menunjukkan adopsi teknologi finansial yang semakin meluas.

OJK Jawa Timur, terang Yunita, juga aktif dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan melalui program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN), yang telah menjangkau lebih dari 159.000 peserta.

Selain itu, program inklusi seperti Kredit/ Pembiayaan Melawan Rentenir (K/ PMR) dan Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR} berhasil meningkatkan akses keuangan masyarakat, dengan total pembiayaan mencapai Rp2,8 triliun untuk 96.532 debitur.

“ Program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (Desa EKI) juga diimplementasikan di berbagai wilayah untuk mendorong kemandirian ekonomi berbasis komunitas,” pungkasnya. (trs)

2025, OJK Komitmen Jaga Stabilitas Ekonomi Jatim

Surabaya, newrespublika – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang berkelanjutan sebagai bagian dari transformasi menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam media briefing OJK Jatim, BI Jatim, LPS Jatim, dan Kemenkeu Jatim yang diselenggarakan di Surabaya (07/02/2025) Kepala OJK Provinsi Jawa Timur, Yunita Linda Sari, menyampaikan bahwa sinergi antara OJK, pemerintah daerah, industri jasa keuangan, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan nasional.
Hingga Desember 2024, kinerja sektor perbankan Jawa Timur menunjukkan pertumbuhan yang solid dengan peningkatan kredit sebesar 8,04% (yoy) mencapai Rp614 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,73% (yoy) menjadi Rp790 triliun.
Stabilitas perbankan juga tercermin dari rasio Non-Performing Lonn (NPL) yang menurun menjadi 2,88% dan Capital Adequacy Ratio (CAR} yang kuat sebesar 29,58%. Rasio likuiditas perbankan juga tetap terjaga dengan AL/ DPK sebesar 15,01% (threshold 10%) dan AL/ NCD sebesar 68,58% (threshold 50%), menunjukkan ketahanan sektor perbankan terhadap risiko likuiditas.
“ Di sektor pasar modal, jumlah emiten IPO di Jawa Timur terus meningkat menjadi 47 emiten dengan total dana terhimpun mencapai Rp13,25 triliun, tumbuh signifikan dibandingkan tahun 2019,” ujar Yunita Linda Sari di Surabaya akhir pekan lalu (07/02/2025).
Selain itu, terang Yunita, Securities Cromdfunding (SCF) menunjukkan tren positif dengan 33 penerbit dan total dana terhimpun Rp42,27 miliar. Hal ini mencerminkan peningkatan minat investor terhadap skema pendanaan alternatif yang mendukung pengembangan UMKM di Jawa Timur.
Diriny menjelaskan, Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di Jawa Timur turut memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Hingga akhir 2024, sektor perasuransian menunjukkan kinerja yang solid dengan peningkatan premi asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing sebesar 12,3% dan 10,3% (yoy). Rasio Ri:sk Bosed Cnpitnl (RBC) untuk asuransi jiwa dan asuransi umum tetap berada di atas 120%, menandakan kesehatan keuangan perusahaan asuransi di wilayah ini.
Sektor dana pensiun juga mengalami pertumbuhan positif dengan total aset mencapai Rp4,35 triliun, meningkat 2,24% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang. Di sisi lain,

Yunita menambahkan, perusahaan penjaminan di dawa Timur mencatatkan peningkatan outstanding penjaminan sebesar 3,08% (yoy), mendukung akses pembiayaan bagi pelaku usaha, khususnya UMKM.
Selain itu, perusahaan pembiayaan kata Yunita, OJK Jatim mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 9,94% (yoy} dengan Non-Performing Finnncinq (NPF} gro:s:s terjaga di angka 2,94%. Sektor modal ventura dan lembaga keuangan mikro juga menunjukkan perkembangan positif, mencerminkan tingginya permintaan pembiayaan di sektor produktif.
Pinjaman daring (P2P lending) mengalami pertumbuhan signifikan dengan outstanding tumbuh 30,05% (yoy), menunjukkan adopsi teknologi finansial yang semakin meluas.

OJK Jawa Timur, terang Yunita, juga aktif dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan melalui program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN), yang telah menjangkau lebih dari 159.000 peserta. Selain itu, program inklusi seperti Kredit/ Pembiayaan Melawan Rentenir (K/ PMR) dan Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR} berhasil meningkatkan akses keuangan masyarakat, dengan total pembiayaan mencapai Rp2,8 triliun untuk 96.532 debitur.

“ Program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (Desa EKI) juga diimplementasikan di berbagai wilayah untuk mendorong kemandirian ekonomi berbasis komunitas,” pungkasnya. (trs)

2025, OJK Komitmen Jaga Stabilitas Ekonomi Jatim

Surabaya, newrespublika – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang berkelanjutan sebagai bagian dari transformasi menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam media briefing OJK Jatim, BI Jatim, LPS Jatim, dan Kemenkeu Jatim yang diselenggarakan di Surabaya (07/02/2025) Kepala OJK Provinsi Jawa Timur, Yunita Linda Sari, menyampaikan bahwa sinergi antara OJK, pemerintah daerah, industri jasa keuangan, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan nasional.
Hingga Desember 2024, kinerja sektor perbankan Jawa Timur menunjukkan pertumbuhan yang solid dengan peningkatan kredit sebesar 8,04% (yoy) mencapai Rp614 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,73% (yoy) menjadi Rp790 triliun.
Stabilitas perbankan juga tercermin dari rasio Non-Performing Lonn (NPL) yang menurun menjadi 2,88% dan Capital Adequacy Ratio (CAR} yang kuat sebesar 29,58%. Rasio likuiditas perbankan juga tetap terjaga dengan AL/ DPK sebesar 15,01% (threshold 10%) dan AL/ NCD sebesar 68,58% (threshold 50%), menunjukkan ketahanan sektor perbankan terhadap risiko likuiditas.
“ Di sektor pasar modal, jumlah emiten IPO di Jawa Timur terus meningkat menjadi 47 emiten dengan total dana terhimpun mencapai Rp13,25 triliun, tumbuh signifikan dibandingkan tahun 2019,” ujar Yunita Linda Sari di Surabaya akhir pekan lalu (07/02/2025).
Selain itu, terang Yunita, Securities Cromdfunding (SCF) menunjukkan tren positif dengan 33 penerbit dan total dana terhimpun Rp42,27 miliar. Hal ini mencerminkan peningkatan minat investor terhadap skema pendanaan alternatif yang mendukung pengembangan UMKM di Jawa Timur.
Diriny menjelaskan, Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di Jawa Timur turut memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Hingga akhir 2024, sektor perasuransian menunjukkan kinerja yang solid dengan peningkatan premi asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing sebesar 12,3% dan 10,3% (yoy). Rasio Ri:sk Bosed Cnpitnl (RBC) untuk asuransi jiwa dan asuransi umum tetap berada di atas 120%, menandakan kesehatan keuangan perusahaan asuransi di wilayah ini.
Sektor dana pensiun juga mengalami pertumbuhan positif dengan total aset mencapai Rp4,35 triliun, meningkat 2,24% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang. Di sisi lain,

Yunita menambahkan, perusahaan penjaminan di dawa Timur mencatatkan peningkatan outstanding penjaminan sebesar 3,08% (yoy), mendukung akses pembiayaan bagi pelaku usaha, khususnya UMKM.
Selain itu, perusahaan pembiayaan kata Yunita, OJK Jatim mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 9,94% (yoy} dengan Non-Performing Finnncinq (NPF} gro:s:s terjaga di angka 2,94%. Sektor modal ventura dan lembaga keuangan mikro juga menunjukkan perkembangan positif, mencerminkan tingginya permintaan pembiayaan di sektor produktif.
Pinjaman daring (P2P lending) mengalami pertumbuhan signifikan dengan outstanding tumbuh 30,05% (yoy), menunjukkan adopsi teknologi finansial yang semakin meluas.

OJK Jawa Timur, terang Yunita, juga aktif dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan melalui program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN), yang telah menjangkau lebih dari 159.000 peserta. Selain itu, program inklusi seperti Kredit/ Pembiayaan Melawan Rentenir (K/ PMR) dan Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR} berhasil meningkatkan akses keuangan masyarakat, dengan total pembiayaan mencapai Rp2,8 triliun untuk 96.532 debitur.

“ Program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (Desa EKI) juga diimplementasikan di berbagai wilayah untuk mendorong kemandirian ekonomi berbasis komunitas,” pungkasnya. (trs)