Surabaya, newrespublika-Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengambil langkah tegas dalam menata perparkiran dengan mewajibkan sistem pembayaran nontunai atau digital menggunakan kartu uang elektronik prabayar, baik melalui e-toll atau e-money.
Kebijakan ini akan diimplementasikan bertahap, dimulai dari tempat usaha yang membayar pajak parkir, kemudian tepi jalan umum (TJU) mulai Januari 2026.
Terkait hal ini, anggota Komisi B DPRD Surabaya dari Gerindra Bagas Iman Waluyo mengatakan, kalau dari pandangan saya itu perlu adanya pengawasan yang khusus ya untuk digitalisasi parkir ini.
“Tapi parkir digital ini merupakan langkah yang sangat bagus, kita bercontoh di negara maju itu semuanya sudah memakai digitalisasi parkir,”ujar Bagas Iman Waluyo kepada wartawan di Surabaya, Jumat (13/12/2025).
Ia menerangkan, kami mendapat informasi nanti parkirnya akan bersistem uang elektronik atau e-money, itu sangat bagus sekali.
Bagas menambahkan, contohnya salah satu yang mau buka itu di salah satunya kemarin saya sempat lihat di sebelahnya rumah sakit Maya Pada di Jalan Mayjend Sungkono itu akan ada digital parkir.
Bagas menjelaskan, sistem digitalisasi ini bagus sekali diterapkan di tempat-tempat usaha seperti di SWK (Sentra Wisata Kuliner), usaha Mie Gacoan, dan kalau bisa di tempat-tempat yang sekiranya ramai pengunjung.
“Ada di Tunjungan, di Wisata Lama, di depannya TP Embong Malang, itu akan digunakan kalau bisa untuk menghemat lahan yaitu Vertical Parking,”kata Bagas.
Ditanya dengan sistem parkir digital bisa dongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD), politisi muda Gerindra Surabaya ini mengatakan, kalau untuk mendongkrak PAD tentu saya rasa sangat menaikkan PAD kita.
Berdasarkan data kemarin, jelas Bagas, kebocoran tertinggi memang dari pendapatan retribusi parkir.
“ Dengan penerapan digitalisasi parkir di kota Surabaya dan di sekitarnya pasti akan sangat menunjang untuk PAD Kota Surabaya di tahun 2026 nanti,”tuturnya.
Nah parkir digital ini, sambung Bagas, tidak perlu sosialisasi cukup dari media massa sudah mengerti masyarakat.
Cuma mungkin sosialisasinya adalah untuk di top up, tegas Bagas, Top up dari e-money tersebut karena sudah ada di e-commerce, di bank-bank itu juga di aplikasi mobile phone juga sudah banyak, di Indomaret pun juga bisa
“Jadi saya rasa untuk sosialisasinya ke masyarakat pentingnya untuk top up secara digital, agar tidak menumpuk di belakangnya. Karena biasanya kalau di tol kan numpuk, mungkin masyarakat masih belum awam lah untuk kartu e-money ini,”pungkasnya.(trs)
