Surabaya, newrespublika-Pemkot Surabaya menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp8,192 triliun di tahun 2026.
Upaya mencapai target tersebut pemkot akan mengoptimalkan aset tidur dan pajak reklame.
Menanggapi hal ini, anggota Komisi C DPRD surabaya dari PPP Buchori Imron mengatakan, hal ini memang semestinya yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya, tapi kira-kira mesti bisa melakukan apa enggak.
Ia menerangkan, untuk mencapai target PAD itu domainnya di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Surabaya. Pertanyaannya, orang-orang yang ada di dinas pendapatan ahli semua apa tidak.
“Kalau ahli ya insya Allah bisa tercapai target PAD hampir Rp8,2 triliun, dan pasti bisa lebih dari itu,” ujar Buchori Imron di Surabaya, Jumat (14/11/2025).
Makanya saya selalu tekankan, target itu jangan hanya target tapi bagaimana target itu bisa terlampaui seharusnya kan begitu.
Soalnya kadang-kadang kan gini, kata Buchori Imron, suatu contoh ada proyek, proyek itu gambarannya seperti ini, tapi nyatanya pelaksanaan di lapangan tidak sesuai harapan.
Suatu contoh di Dishub Kota Surabaya, kata Buchori Imron, yang merupakan mitra Komisi C, Dinas Perhubungan target pendapatan di 2025 Rp60 miliar tapi hanya tercapai Rp25 miliar.
Sementara di 2026, target Dishub mencapai Rp74 miliar ko bisa target tinggi, sementara di 2025 saja hanya mencapai Rp25 miliar dari target Rp60 miliar.
“Intinya kami minta Jangan target hanya di angka atau bagus di atas kertas, tapi nyatanya mbleset target PAD nya,” tegasnya.
Terkait Pemkot akan mengoptimalkan aset tidur dan pajak reklame sebagai tambahan PAD, Buchori Imron mempertanyakan mengapa baru sekarang ini. Padahal dari dulu saya berkali-kali sudah ngomong aset yang tidur agar dioptimalkan jadi pendapatan daerah.
“Ya itu bagus, tapi harus benar-benar dibutuhkan orang dinas yang hebat yang bisa menyulap aset tidur menjadi cuan. Misalnya, aset milik Pemkot disewakan oleh swasta dengan harga sewa yang tidak terlalu tinggi,” pungkasnya. (trs)
