Surabaya, Respublika – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mencatat ada 180 wilayah perkampungan belum mempunyai balai RW.
“180 (wilayah) yang tidak punya balai RW, kalau perkampungannya padat, kita akan sulit karena tidak ada lagi tempat, tapi kalau ada space (ruang) maka kita bantu,” kata Walikota Eri Cahyadi, Kamis (18/5/2023).
Terkait hal ini, anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni mengatakan, soal pembangunan balai RW yang belum merata kami melihatnya bagaimana kondisi karakteristik wilayah kampung nya masing-masing.
“ Ada yang kampungan nya padat sehingga tidak bisa bangun balai RW karena minimnya lahan. Saya berharap balai RW yang ada bisa dilakukan renovasi manakala di balai RW tersebut juga dijadikan sebagai sarana PAUD,” ujar Arif Fathoni di Surabaya, Jumat (19/05/2023).
Selama ini, kata Arif Fathoni, kegiatan belajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) banyak dilakukan di balai RW. Ini bisa dilakukan renovasi agar layak digunakan sebagai sarana mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam hal ini PAUD.
Bagaimana cara renovasinya, kata Ketua Partai Golkar Kota Surabaya ini, diakui jika semata-mata hanya mengandalkan APBD Kota Surabaya, dimana PAD Surabaya sekarang ini sedang tidak baik-baik saja ini memang agak berat.
“ Kami menyarankan Walikota Eri Cahyadi mengajak seluruh pelaku industri yang ada di Surabaya, melalui Coorporate Social Responsibility atau CSR perusahaan maka Pemkot Surabaya bisa bangun 180 balai RW bahkan renovasi,” ungkap Arif Fathoni yang mantan wartawan ini.
Ia mencontohkan, industri yang ada di daerah Rungkut Gunung Anyar, Walikota Eri Cahyadi bisa mendorong CSR perusahaan yang ada di Rungkut untuk merenovasi dan membangun balai RW yang.
Sebagai pilot project, terang Ketua Fraksi Golkar Surabaya ini, kita punya PT YKP yang sudah diakuisisi oleh Pemkot Surabaya. Nah keuntungan PT YKP melalui CSR bisa disalurkan untuk membantu merenovasi balai RW yang ada di wilayah Rungkut Gunung Anyar.
“ Begitu juga di wilayah Utara ada Pelindo, Terminsl Peti Kemas, dan wilayah lainnya. Karena kalau mengandalkan APBD tentu cukup berat,” tutur Arif Fathoni.
Dirinya kembali menambahkan, banyak perusahaan besar seperti Pakuwon Group, Lippo Group, dan jika diajak bicara kami pikir perusahaan tidak akan keberatan untuk membantu renovasi balai RW melalui CSR perusahaan.
“ Ingat, balai RW di Surabaya sekarang ini berfungsi ganda yaitu, disamping berfungsi sebagai aktifitas pemerintahan di layanan publik, juga berfungsi sebagai sarana pendidikan PAUD. Jadi penting keberadaan balai RW,” pungkasnya. (trs)