Peringati Hari Ibu, Luthfiyah maknai Ibu Bagaikan Malaikat Karena Pejuang Sejati Keluarga dan Bangsa

Peringati Hari Ibu, Luthfiyah maknai Ibu Bagaikan Malaikat Karena Pejuang Sejati Keluarga dan Bangsa

Surabaya, newrespublika – Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Luthfiyah menyebut Ibu itu secara fitrahnya adalah malaikat bagi putra-putrinya. Ia berjuang tanpa mengharap balasan apa pun. Yang diinginkan hanya anak-anaknya berhasil, selamat, dan menjadi pribadi yang baik.

“Sosok ibu memiliki peran yang sangat mulia dan fundamental dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat. Momentum Hari Ibu, menurutnya, menjadi pengingat bahwa ibu adalah pejuang sejati yang kerap bekerja tanpa pamrih demi keberhasilan dan keselamatan anak-anaknya, baik di dunia maupun di akhirat,”ujar Luthfiyah di Surabaya, Senin (22/12/2025).

Ia mengatakan, Ibu itu secara fitrahnya adalah malaikat bagi putra-putrinya. Ia berjuang tanpa mengharap balasan apa pun. Yang diinginkan hanya anak-anaknya berhasil, selamat, dan menjadi pribadi yang baik.

Luthfiyah menjelaskan, di era saat ini peran ibu semakin kompleks. Tidak sedikit perempuan yang menjalani fungsi ganda yaitu, mengurus rumah tangga sekaligus berkiprah di luar rumah, termasuk berkarier dan mengabdi kepada masyarakat. Kondisi ini, menurutnya, membuat beban ibu kerap lebih berat dibandingkan bapak.

“Kalau bapak pulang kerja, biasanya bisa langsung istirahat. Tapi ibu, meski bekerja di luar, ketika pulang ke rumah tetap bekerja lagi. Ini yang sering luput dipahami,”terang politisi Gerindra Surabaya ini.

Karena itu, Lutfiyah mengajak para suami untuk lebih memahami dan tidak menuntut berlebihan. kerja sama dan saling pengertian antara suami dan istri dalam menjalani kehidupan rumah tangga, terutama di tengah tuntutan ekonomi dan sosial saat ini.

“Zaman sekarang berbeda dengan zaman dulu. Banyak ibu-ibu yang produktif dan jarang menganggur. Maka pengertian dari para bapak harus lebih besar,” tegasnya.

Namun demikian, Lutfiyah juga mengingatkan bagi ibu yang berkiprah di luar rumah, komunikasi dan izin dari suami tetap menjadi hal utama, khususnya bagi keluarga muslim. Ridho suami, menurutnya, akan menghadirkan keberkahan dalam setiap langkah yang dijalani seorang istri dan ibu.
“Dengan ridho suami dan ridho Allah, insya Allah apa yang dilakukan di luar rumah membawa berkah bagi keluarga,” ungkapnya.

Ia menutup pesannya, tugas utama seorang ibu dalam mendidik anak tidak bisa dilakukan secara instan. Pendidikan anak adalah proses panjang yang membutuhkan istiqomah hingga anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, saleh, dan berakhlak baik.

“Seorang ibu yang berkiprah di luar harus tetap menjaga kehormatan diri, suami, dan keluarga. Itulah nilai penting yang harus dijaga oleh ibu-ibu Surabaya,” pungkasnya.(trs)