Komisi A: Kebebasan Bekerja ASN Pemkot Surabaya Jangan Sampai Disalahgunakan

Komisi A: Kebebasan Bekerja ASN Pemkot Surabaya Jangan Sampai Disalahgunakan

Surabaya, Respublika – Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya dari PSI, Josiah Michael menilai, kebebasan bekerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya, jangan sampai disalahgunakan.

Sebelumnya, Pemkot Surabaya dalam rilisnya (28/04/2023) mewacanakan tahun 2024 ASN diperbolehkan bekerja melayani masyarakat tanpa harus stay di kantor.

Misalnya, kata Josiah, karena bisa bekerja tanpa harus stay di kantor, lantas ASN malah berkeliaran di pasar, pusat perbelanjaan atau nongkrong-nongkrong di cafe.

“ Artinya keluhan masyarakat terbanyak dalam pelayanan yang diberikan ASN, jika mereka melakukan kerja dimana saja bisa jadi bagus, bisa jadi tidak,” ujarnya kepada media di Surabaya, Selasa (02/04/2023).

Terlepas dari pro kontra, tambah Josiah, memang ada banyak keuntungan dengan tidak bekerja dikantor, mulai dari mengurangi kemacetan, mengurangi konsumsi bahan bakar, mengurangi beban kantor pada APBD dan lain-laiu.

“ Akan tetapi perlu diberikan batasan jelas, jangan sampai malah kita menemukan ASN berkeliaran di pusat perbelanjaan ketika jam kerja,” terang anggota Fraksi PSI DPRD Kota Surabaya ini.

Josiah Michael menegaskan, memang selalu dikantor tidak menjamin kinerja ASN, bahkan saya tahu ada banyak laporan di jam kerja mereka malah menonton drakor, pulang berlomba-lomba lebih malam supaya terlihat bekerja lembur padahal tidak ngapa-ngapain.

Jadi, jelas Josiah, kalau mau dibuat bekerja tidak di kantor harus berbasis aplikasi dan dalam aplikasi tersebut juga akan memantau lokasi para ASN bekerja, durasi pemanfaatan aplikasi secara aktif, sehingga bisa di rekapitulasi sebagai kinerja dan tentu saja hasil atau output kerjanya.

“ Saya kira tidak semua ASN bisa melakukan pekerjaan tidak dari kantor, nah tentu yang perlu dipikirkan lagi adalah dampaknya ke ASN lain yang masih harus bekerja melayani di kantor. Jangan sampai timbul iri-irian, ini tidak baik,” tuturnya.

Josiah kembali mengatakan, boleh saja dilakukan tetapi harus diingat bagaimana pemantauannya dan apa punishment bagi yang malah buruk kinerjanya.

Sekali lagi bukan masalah lokasi kerjanya, tapi apakah output dari kerjanya. Itu yang terpenting.

“ Walikota kita kan masih muda, banyak ide-ide kreatif dan terobosan out of the box. Semoga bisa terlaksana dengan baik. Dan tentu harus ada banyak evaluasi,” pungkasnya. (trs)