Surabaya, newrespublika – Komisi B DPRD Kota Surabaya menyinggung soal kualitas mesin potong unggas yang ada di Rumah Potong Hewan (RPH) Unggas Lakarsantri ujung Surabaya Barat.
Hal tersebut terungkap saat Komisi B menggelar rapat dengan Dirut RPH, Kabag Perekonomian dan SDA, DPRKPP Kota Surabaya, terkait rumah potong unggas di ruang Komisi B, Senin (28/04/2025).
Usai rapat, anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Baktiono mengatakan, untuk pertama kali RPH mengembangkan usaha pemotongan unggas. Karena pemotongan unggas di setiap pasar yang ada di kota Surabaya ini kan sekarang mulai dikurangi.
Karena itu milik swasta dan banyak yang protes mengganggu warga masyarakat sekitar maupun para pedagang yang ada di situ.
Oleh karena itu, kata Baktiono, pemerintah kota menyiapkan rumah potong unggas yang resmi dan nanti juga bisa dipertanggungjawabkan higienisnya dan juga kehalalannya.
“ Maka yang pertama kali dilakukan Komisi B, bahwa ada temuan-temuan terkait dengan kualitas dari mesin potong unggas itu sendiri. Dan masukan-masukan itu kami sampaikan langsung kepada Dirut RPH saat Komisi B sidak di RPH Unggas Lakarsantri pekan lalu,” ujar Baktiono kepada wartawan di Surabaya, Senin (28/04/2025).
Ia menambahkan, terkait dengan bahan alat potong unggas yang digunakan setelah kami cek memang bahannya betul stainless steel 304, tetapi kami minta 304 yang grade-nya untuk makanan, atau stainless steel food grade.
“ Termasuk pembuatannya, termasuk untuk keamanannya, termasuk pengoperasionalnya, maka kami kritisi semua dan harus segera untuk diperbaiki,” tegas politisi kawakan PDIP Surabaya ini.
Baktiono menerangkan, setelah kami undang saat ini laporannya ini masih dalam proses perbaikan, hasil dari kita yang sidak di sana alatnya sih standar tapi kurang gitu loh .
Contoh, jelas Baktiono, kalau tadi ada wash sealernya untuk pencucian dari unggas yang sudah apa di disembelih atau dipotong itu getarannya itu tidak menuhi, maka kami koreksi. Kami lihat di sana, maka harus diganti yang semua rantai, apalagi itu tidak memenuhi persyaratan food grade.
Kalau rantai, terus bahannya, tambah Baktiono, piringannya itu juga belum stainless, maka kami minta ini diganti dengan fan belt yang tadi piringannya nanti dari stainless steel. Sehingga semua terbuat dari bahan yang higienis, termasuk getaran tadi, kita koreksi semua.
Baktiono menegaskan, RPH Unggas ini milik pemerintah kota, tentu pembangunannya dari uang masyarakat. Untuk itu kita harus memberikan yang terbaik untuk masyarakat
“ Dari masukan-masukan kita tadi, RPH siap mengganti. Hanya saja karena ini masih dalam proses penjaminan dari kontraktor,” pungkasnya. (trs)