Direktur Utama (Dirut) RSUD dr Soewandhie, dr Billy Daniel Messakh mengatakan bahwa pelayanan pengobatan bagi para pasien penderita kanker dimulai dari diagnostik, operasi, dan terapi lainnya. Artinya, pasien tidak bisa menjalani operasi saja, melainkan harus melakukan multidisiplin terapi hingga rehab medis.
“RSUD Dr. Moh. Soewandhie menyediakan pelayananan pengobatan kanker secara lengkap, tidak parsial. Bukan satu modalitas selesai, lalu kirim kesana (rumah sakit atau center lainnya), itu yang kita hindari. Jadi masyarakat datang ke RS. Soewandhie untuk berobat tuntas. Maka kita menerapkan One Stop Service untuk Onkologi dengan menyediakan Soewandi Oncology Center,” kata dr Billy, Kamis (2/2/2023).
Melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu atau One Stop Service yang diusung oleh RSUD Dr. Moh. Soewandhie, kini pihaknya tengah mempersiapkan Soewandi Oncology Center. Nantinya, masyarakat di Kota Surabaya akan semakin mudah dalam mengakses informasi, melakukan skrining kanker, hingga pelayanan pengobatan bagi penderita kanker.
“Kita mensosialisasikan ke masyarakat bahwa kita memiliki Soewandhie Oncology Center. Dimana masyarakat bisa mengakses berbagai informasi kanker, proses pengobatan, dan semua kita siapkan. Silahkan datang ke RSUD Dr. Moh. Soewandhie dan kita akan layani,” ujarnya.
dr. Billy menjelaskan, dalam proses peningkatan pelayanan pengobatan bagi pasien penderita kanker dalam tahapan diagnostik, pihaknya memiliki tenaga medis dan alat penunjang yang berkompeten.
“Alat Multislice CT Scan kita punya, MRA (Magnetic Resonance Angiography) punya. Itu semua akan kita maksimalkan pelayanannya. Harapannya, masyarakat tidak perlu kemana-mana lagi, bisa datang langsung ke RSUD Dr. Moh. Soewandhie,” jelasnya.
Tak hanya itu saja, dr. Billy mengaku bahwa saat ini pihaknya tengah membuat empat kamar operasi. Salah satu kamar operasi nantinya akan dikhususkan untuk pelayanan pengobatan bagi pasien penderita kanker. Sebab, terjadi tingginya tindakan operasi yang diharuskan menambah ruang operasi dengan mayoritas adalah para penderita kanker payudara dan serviks.
“Sering tertunda karena tingginya volume operasi. Ada empat kamar operasi kita bangun, satu kamar akan kita khususkan untuk kanker. Jadi, bukan hanya Surabaya, tetapi kota-kota terdekat juga mengirimnya ke RSUD Dr. Moh. Soewandhie, sehingga kadang antrian terjadi panjang,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pihaknya melakukan perubahan sistem. Yakni, membuat satu kamar operasi khusus penanganan kanker yang bisa melakukan tindakan operasi setiap hari. Sehingga tidak tergantung kamar operasi lainnya. Hal itu menjadi terobosan RSUD Dr. Moh. Soewandhie untuk mempercepat penanganan.
“Setelah operasi, terdapat pelayanan multidisiplin terapi dengan empat modalitas. Diantaranya, kemoterapi, radioterapi, hormonal terapi, dan biologi terapi,” katanya.
Apalagi Pemkot Surabaya telah membeli tiga alat penunjang, salah satunya adalah alat tercanggih di Kota Surabaya. Ketiga alat tersebut adalah Akselerator linier (Linear Accelerator, LINAC), Brachytherapy, dan CT Simulator.
Saat ini, ketiga alat tersebut tengah memasuki tahapan proses perizinan di Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Rencananya, ketiga alat tersebut akan segera diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada pertengahan tahun 2023.
“Radioterapi kita sudah punya dokter spesialis dan dia yang akan memegang alat yang baru kita beli. Ada LINAC, Brakhiterapi, dan CT Simulator. LINAC untuk sinar dan saat ini kita sedang bekerja sama dengan Bapeten untuk penyempurnaan. Yang Brakhiterapi sudah lolos, tinggal kita jalankan,” jelasnya.
Lebih lanjut, penderita kanker yang paling banyak melakukan layanan pengobatan di RSUD Dr. Moh. Soewandhie adalah penderita kanker payudara dan kanker serviks untuk perempuan, serta kanker usus besar untuk laki-laki. Berdasarkan data yang dimiliki oleh di RSUD Dr. Moh. Soewandhie terdapat 90 pasien penderita kanker per 31 Januari 2023. Sebelumnya, pada tahun 2022 terdapat 642 pasien, dan tahun 2021 sebanyak 492 pasien.
Para pasien penderita kanker kebanyakan berobat menggunakan BPJS. Hanya saja, dalam tahapan skrining, BPJS belum belum bisa mengcover pembiayaan, karena BPJS hanya menanggung pasien yang terkonfirmasi sakit (kasus).
“Kalau skrining tidak bergejala tetapi dia punya potensi. Disini, belum ditanggung BPJS. Tetapi Kota Surabaya dengan alat-alat yang dibeli Pak Eri Cahyadi sangat bagus-bagus, sehingga semua untuk Kota Surabaya pastinya dengan biaya paling murah dan terjangkau bagi masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Onkologi, dr I Putu Agus Suarta, SpOG Subsp.Onk mengatakan, menjelang peringatan Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada 4 Februari 2023 mendatang, RSUD Dr. Moh. Soewandhie mengadakan Soewandi Onkology Fiesta yang dikemas dalam bentuk talkshow dengan tema “Close The Care Gap”.
“Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan kepada masyarakat Kota Surabaya bahwa RSUD Dr. Moh. Soewandhie sudah menyiapkan One Stop Service. Artinya, pelayanan kanker lengkap dari diagnostik awal, pengobatan, sampai penatalaksanaan pasca operasinya,” katanya.
Karenanya, masyarakat diharapkan tidak perlu khawatir untuk melakukan pemeriksaan hingga pelayanan pengobatan di RSUD Dr. Moh. Soewandhie. “Karena sudah menyediakan skrining, pengobatan, sampai pasca operasi dengan lengkap dan kita punya kemoterapi yang baik,” pungkasnya. (trs)
Related Posts:
- RSUD dr Soewandhie Surabaya Resmikan Oncology Center,…
- Tambah Canggih, Kualitas Peralatan Medis RSUD Dr. Soewandhie
- Cleaning Service RSUD Soewandhie Diduga Curi Limbah Medis
- Wali Kota Eri Cahyadi Ngamuk di RSUD Dr. Soewandie
- Tekan Kasus TBC, Pemkot Surabaya Terapkan Kebijakan…
- Pemotor Tabrak Petugas Satpol PP Surabaya saat Sedang Tugas…